
Marrakesh, Maroko, //buserindonesia.id || Ratusan orang mengantri berjam-jam di luar bank darah di kota Marrakesh, Maroko tengah, pada hari Senin, beberapa bahkan pingsan karena kepanasan, namun mereka semua bertekad melakukan apa pun yang mereka bisa untuk negara mereka ketika negara tersebut terguncang. gempa dahsyat yang melanda Jumat malam. Pada Senin pagi, jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.497 orang, dan 2.476 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Dalam Negeri negara tersebut. PBB memperkirakan sekitar 300.000 orang terkena dampak gempa al-Houz – gempa berkekuatan 6,8 skala Richter yang melanda wilayah yang tidak biasa dan tidak siap menghadapi guncangan semacam itu.

Video terus bermunculan selama akhir pekan yang menunjukkan tingkat kehancuran dan momen-momen heboh tepat setelah gempa bumi melanda negara di Afrika Utara tersebut. Upaya keras untuk menemukan korban selamat masih berlangsung, sementara banyak orang yang berduka atas orang yang mereka cintai. “Kami sedang makan malam,” kata Hamid Ben Henna. “Saya meminta anak saya untuk membawa pisau dari dapur untuk memotong makanan penutup, tapi dia tidak pernah melakukannya karena begitu dia meninggalkan dapur, gempa terjadi. Dia terkubur di dalam reruntuhan setinggi enam kaki.”

Kerusakan terparah terjadi di Pegunungan High Atlas yang indah, dimana jalanan tanah berkelok-kelok hingga puncak-puncaknya tertutup salju. Banyak dari jalur tersebut yang tertutup oleh longsoran batu, sehingga mustahil menjangkau mereka yang masih terjebak di bawah puing-puing rumah mereka. Beberapa masih bisa diselamatkan, namun masih banyak lagi yang perlu ditemukan dan dikuburkan.
Baca juga : Biden; Pendekatan AS Terhadap Vietnam Untuk Menciptakan Stabilitas global, Bukan Untuk Membendung Tiongkok
“Kami benar-benar tidak dapat membayangkan hal seperti ini terjadi di sini. Ini benar-benar menghancurkan,” kata Helen Gallagher yang beremigrasi untuk menjadikan Maroko sebagai rumahnya. “Kami hanya dalam mode bertahan hidup dan mencoba memberikan bantuan kepada orang-orang yang paling membutuhkan, dan kami akan memprosesnya setelahnya.
” Di kota-kota seperti Marrakesh, dengan Casbahnya yang terkenal, bangunan abad pertengahan yang telah berdiri selama 1.000 tahun telah rusak parah. Ada yang tumbang, ada pula yang bisa roboh kapan saja. Kebutuhan akan bantuan sangat besar dan mendesak. Kedutaan Besar AS di Maroko mengatakan pihaknya mengetahui sejumlah kecil warga Amerika yang terluka dalam gempa tersebut, namun tidak ada yang tewas.
Pewarta : Buser Indonesia/Internasional

1 thought on “Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa Bumi di Maroko Meningkat Menjadi 2.500 orang, Sementara Upaya Penyelamatan Terus Berlanjut”