Wonogiri, //www.buserindonesia.id || Ruas jalan Kecamatan Jatiroto, wonogiri mendadak ramai di padati hiruk pikuknya penikmat jajanan dan pedagang kuliner dadakan sepanjang jalan sekira 200 san meter di bulan Ramadan 1445H/2024.
Menurut penuturan Warsi pada buserindonesia wonogiri, ia salah satu pedagang jajanan dan gorengan permanen di pinggir jalan ruas pasar Kecamatan Jatiroto, Wonogiri, Warsi mengatakan ramainya pedagang jajanan mendadak ramai sejak hari ke empat Ramadan bulan ini.
Ada sekitar lima puluhan oran pedagang jajanan dadakan selain pedagang permanen, tetapi semua dagangan yang di jual seperti kolak, es buah, gorengang, pecel puli dan lain-lain ludes di serbu pembeli dari wilayah Kecamatan Jatiroto bahkan luar wilayah pada saat menjelang berbuka puasa, kata Warsi.
Tidak hanya jajanan ringan yang di jual di ruas jalan pasar jatiroto, melainkan ada pula pedagang mie ayam, bakso, dan masih banyak lagi pedagang di bulan Ramadan ini, Suratman salah satu penikmat jajanan pecel puli dan kolak, ia mengatakan, semakin ramainya pedagang dadakan di bulan ramadan ini ternyata juga bisa menunjang perputaran ekonomi masyarakat, kata Suratman.
Menurut pantauan buserindonesia wonogiri , disinyalir beberapa wilayah memang berpontensi menjadi lokasi tempat kuliner di sore jelang berbuka puasa, jadi tidak hanya di wilayah Kecamatan Jatiroto, melainkan di ruas Jalan Kecamatan Jatisrono, Wonogiri pun menjelang pukul 16.00 WIB sepanjang jalan ruas Desa Gunungsari dan Desa Jatisari “tumplek bleg” di padati pedagang jajanan dan pembeli dari berbagi wilayah.
Kariman Kadus Kenteng Desa Gunung Sari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri mengatakan, di ruas jalan jatisrono-jatiroto memang ramai pedagang makanan walaupun hari-hari biasa, apalagi ini bulan puasa, mestinya potensi tepat bagi para pedagang minuman segar sebagai pelengkap berbuka puasa, misalnya kolak, es buah, dawet dan lain-lain dan juga lauk pauk masakan ala ndeso pun di saat bulan puasa menjadi paforit warga Kecamatan Jatisrono, jelas Kariman.
Semakin kesana di bulan puasa, mestinya akan semakin ramai, karena para perantau luar daerah telah mudik ke kampung halaman masing- masing, sehingga tidak luput enggan memasak kemudian pengen-nya banyak yang nyerbu jajanan siap saji yang telah di gelar di beberapa lokasi terdekat, imbuh Kariman.
Melihat hal itu ,Suparman seorang perantau dari Jakarta pulang kampung beberapa hari lalu, ia sengaja mengajak anak istri berbuka puasa di salah satu kuliner pinggir jalan ruas Desa Jatisari Kecamatan Jatisrono, Wonogiri yang di anggap menarik dan jarang di temui di Jakarta, ia menyantap nasi tiwul dan pecel di bumbuhi botok teri dan pokak.
Baca juga : Jembatan Muara Tembesi Ditabrak Tongkang Batubara
Menurutnya, makanan itu masih di anggap makanan khas baginya pada masa lalu sebelum ia merantau di jakata, setiap pulang kampung pun ia selalu tidak lupa dengan makanan khasnya masa-masa lalu sekitar tahun tujuh puluhan, jadi menu itulah yang menjadi paforit Suparman sampai saat ini, kata dia saat berbincang dengan buserindonesia Wonogiri di lapak mbak Lastri.
Apabila di lihat dari keseharian walaupun bukan bulan puasa, memang ruas jalan dan terminal di Kecamatan Jatisrono, Wonogiri terlihat paling ramai pedagang makanan kuliner di banding kecamatan-kecamatan lainya di Kabupaten Wonogiri selain di kota Kabupaten.
Pewarta: : nandar .s
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia