Wonogiri, //www.buserindonesia.id || petani padi wonogiri mulai kemruek menyoali harga gabah turun sepekan ini, berawal harga gabah kering tembus di angka Rp 7300 /kg dan gabah basah Rp 6200/kg, lantas lebaran ini turun seperti harga gabah pada sebelumnya, yakni harga gabah kering rerata Rp 6500 /kg sedangkan harga gabah basah campur mendominasi di angka Rp 5100 /kg.
Petani padi Wonogiri sulit prediksi stabilitas harga hasil panen yang tidak menentu, hingga akhirnya bermunculan rembuk petani Wonogiri menyoali jerih payahnya setiap kesempatan berkumpul, layaknya materi baku bahan pembicaraan buat mereka.
Kartono petani Kecamatan Jatipurno, Wonogiri mengeluh hasil panen-nya kurang baik akibat di guyur hujan tiap malam dan siangnya ada angin terus menerus ,sehingga cuaca seperti itu juga berpengaruh proses pembuahan padi yang masih hijau, tutur Kartono pada buserindonesia Wonogiri.
Di samping itu, ia juga di kagetkan dengan harga gabah di pasaran lokal Kecamatan Jatipurno dan sekitarnya turun drastis sepekan ini, pulih seperti pada masa panen tahun 2023 bulan-bulan awal .
Petani wonogiri mulai di untungkan dengan harga mapan pada masa panen kedua dan ke tiga di tahun 2023 hingga panen pertama di tahun 2024 atau sekitaran bulan Februari-Maret.
Kemudian menginjak panen berikutnya, April 2024 harga gabah turun seperti tahun-tahun lalu, jadi kenaikan harga gabah dan beras lokal mengalami pasaran di anggap mapan hanya beberapa saat saja (tidak bisa stabil), ucap Kartono.
Baca juga : Polres Sanggau dan Dinas Lingkungan Hidup, Datangi PKS PT. ASP Karena Buang Limbah ke Sungai Kapuas
Kanit Tipidter Satreskrim Polres Sanggau dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sanggau…Selanjutnya…..
Beberapa pertanyaan terlontar dari mulut petani masih menyoali tentang harga pupuk dan harga gabah yang belum sepadan, di barengi dengan oprasional penggarap juga semakin mahal, sehingga penghasilan petani juga semakin minim, itupun terkadang gagal panen akibat di serang hama krepek dan potong leher (istilah penyakit tanaman padi), kata Mardi.
“Menurut keterangan Mardi, turun-nya harga gabah secara tiba-tiba pekan ini membuatnya kecewa di kira harga gabah di lebaran 2024 mengalami kenaikan, akan tetapi justru sebaliknya”, imbuh Mardi.
Pantauan buserindonesia.id wonogiri ,beberapa petani mengucap hal yang sama, padahal mindset petani juga sudah mengikuti petunjuk dan arahan penyuluh pertanian, sehingga mendapatkan hasil yang baik.
“Akan tetapi giliran harga jual gabah yang tidak jelas plafon-nya, maka petani banyak yang menjerit akibat terhimpit oleh harga pupuk nonsubsidi yang harus di beli, karena jatah pupuk bersubsidi tidak mencukupi buat lahan sawah satu kotak”, kata mereka.
Kemudian harapan para petani, mudah-mudahan pemerintah memperhatikan petani menyoali pupuk subsidi yang sulit didapat, hingga akhirnya para petani menempuh pupuk non subsidi dengan harga mahal, itupun hitung-hitung tidak sepadan antara harga hasil panen dengan biaya oprasional yang di keluarkan, pungkas mereka.
Pewarta : Nandar. s
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia