Jalur Gaza, //www.buserindonesia.id || Perang Israel dengan Hamas kembali meletus pada Jumat, ketika serangan udara menghantam rumah dan bangunan di Jalur Gaza beberapa menit setelah gencatan senjata selama seminggu berakhir.
Otoritas kesehatan di wilayah yang terkepung melaporkan puluhan warga Palestina tewas dan Israel menyebarkan selebaran di Kota Gaza dan bagian selatan wilayah kantong tersebut, mendesak warga sipil untuk melarikan diri guna menghindari pertempuran. Militan di Gaza kembali menembakkan roket ke Israel, dan pertempuranpun terjadi antara Israel dan militan Hizbullah yang beroperasi di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Dimulainya kembali perang mengancam akan menambah penderitaan di Gaza. Sekitar 2 juta orang – hampir seluruh penduduknya – berdesakan di wilayah selatan, tempat Israel mendesak warganya untuk pindah pada awal perang dan sejak itu berjanji untuk memperluas serangan daratnya.
Karena tidak dapat pergi ke Gaza utara atau negara tetangga Mesir, satu-satunya jalan keluar mereka adalah dengan berpindah-pindah dalam wilayah seluas 85 mil persegi (220 kilometer persegi).
Baca Juga : Pesan Komisi I untuk LPP TVRI dan LPP RRI Hadapi Pemilu 2024
Permusuhan yang kembali terjadi juga meningkatkan kekhawatiran karena sekitar 140 sandera masih disandera oleh Hamas dan militan lainnya, setelah lebih dari 100 orang dibebaskan selama gencatan senjata.
Bagi keluarga-keluarga yang masih disandera, gagalnya gencatan senjata merupakan pukulan bagi harapan orang-orang yang mereka cintai dapat menjadi sandera berikutnya setelah berhari-hari menyaksikan orang lain dibebaskan.
Tentara Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah mengkonfirmasi kematian empat sandera lagi, sehingga total korban tewas menjadi tujuh.
Tidak jelas sejauh mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengindahkan seruan Amerika Serikat, sekutu terpenting Israel. Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Jumat bahwa Israel “berkomitmen untuk mencapai tujuan perang,” termasuk membebaskan para sandera dan melenyapkan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007.
Menanggapi seruan AS, militer Israel merilis peta online yang membagi Jalur Gaza menjadi ratusan bidang yang diberi nomor dan digambar secara sembarangan.
Pihaknya meminta warga untuk mengetahui nomor lokasi mereka jika terjadi evakuasi. Peta tersebut tidak menunjukkan daerah aman untuk dievakuasi, dan tidak jelas seberapa mudah warga Palestina dapat mengaksesnya.
Pewarta : Buser Indonesia/AP
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia