Brebes, //www.buserindonenesia.id || Normalisasi Saluaran Sungai atau Saluran Pembuang merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi normal dari Saluaran Sungai atau , Saluran Pembuang itu sendiri, sekaligus mengatasi permasalahan banjir di lokasi sekitar sungai dan Saluran Pembuang.
Normalisasi Saluran Sungai atau Saluran Pembuang adalah untuk mengembalikan fungsi penampung sungai pembuang yakni dengan menggali sedimentasi serta perbaikan bangunan di sekitarnya agar sungai atau saluran pembuang menjadi lebih dalam, sehingga aliran air sungai atau saluaran pembuang semakin lancar serta sehingga berfungsi juga sebagai pengendali banjir.
Di tahun anggaran 2024 dengan mengunakan sumber dana dari APBD pemerintah kabupaten Brebes ,melalui Dinas Pengelolaan sumber Daya Air Dan Penataan Ruang kabupaten Brebes, terus menerus melalukan kegiatan normalisasi baik di saluran irigasi pertanian maupun di saluran buangan desa di berbagai desa di wilayah kabupaten Brebes. Seperti yang saat di laksanakan pembangunan sarana dan prasarana irigasi penyayapan atau talud irigasi di desa Luwung Ragi Rt.04, Rw.08 sampai dengan Rt.05, Rw.08. kecamatan Bulakamba, kabupaten Brebes.
Di ketahui dari laman LPSE kabupaten brebes pembangunan sarana dan prasarana di desa luwung ragi di laksanakan oleh CV. Prasasti yang beralamat di cikeusal lor Rt 11,Rw 03 Ketanggungan Kabupaten Brebes, dengan mengunakan sumber dana dari APBD tahun anggaran 2024 sebesar nilai pagu Rp.196.000.000,00 dan HPS Rp.195.391.000,00, dengan uraian singkat pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana irigasi penyayapan atau talud yang meliputi ,pekerjaan persiapan,pasangan batu belah 1:4, siaran 1:2, Plesteran 1:3 serta kurasan sekaligus dengan Normalisasi atau galian tanah atau kurasan Manual.
Kepolisian Resort (Polres) Pidie, Aceh bersama Tim Satgas Dempo Bais TNI…Selanjutnya…..
Namun sangat di sayangkan dalam pelaksaan kegiatan pembangunan ,para pekerja banyak mengeluhkan keterlambatan pengiriman material.hal itu di sampaikan salah satu teenaga kerja di lokasi pekerjaan kepada awak media sabtu (11/05/24) .lambatnya pengiriman material sehingga para pekerja banyak istrhatnya sehingga mengurang hasil pekerjaan.apalagi tenaga kerja di bayar dengan system borongan perkubihkasi.para pekerjapun bingung maungadu ke siapa pelaksananyapun tidak tau siapa dan jarang ke lokasi ,bahkan para pekerjapun di tagih uang kontrakan yang di gunakan untuk mes sementara yang belum di bayar sama yang punya pekerjaan.
Dari hasil pantauan awak media di lokasi pekerjaan tidak ada papan nama kegiatan yang terpasang dan pembangunan atau pasangan batu penyayapanpun terkesan asal.pasalnya tidak adanya pondasi cor di bawah pasangan ,setelah hal ini di tanyakan ke salah satu pekerjanya di gambarnya juga tidak ada cor.melainkan langsung pasangan batu.mas.ucap salah satu pekerja ke awak media.pengunaan campuran semen di adukan terkesan minim sehingga dapat mengurangi kwalitas bangunan itu sendiri,terkait minimnya capuran semen yang di duga sangat minim para pekerja mengatakan .pengiriman materialnyapun telat terus .kalau kebanyakan semen nanti habis lagi.habis lagi,ga dapet dapet hasil pekerjaan’o mas.ucap salah satu pekerja kepada awak media.
Ketika awak media hendak menanyakan hal ini pada rekanannya ,para pekerja tidak ada yang mempunyai no kontak,yang punya yang bagian langsir ,karena yang langsir material orangnya bosnya langsung.kebetulan saat itu tidak ada material sehingga yang bagian langsirpun tidak ada di lokasi.ketika awak media mencoba menanyakan ke salah satu pegawai dari dinas pengelolaan sumber daya air dan penataan ruang ,beliupun mengatakan tidak tau itu kegiatannya siapa.
Pewarta : Marlan
Absen lagi hari