
Wonogiri, //www.buserindonesia.id || Desa Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri gelar grebeg suro menjadi agenda tahunan wujud pelestari tradisi nenek moyang atau leluhur kala itu. Grebeg suro di Desa Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono di gelar pada satu tempat yakni di luar lokasi wisata religi Alas Mbogo .
Kepala Desa (Ka-des) Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri Suyoto menuturkan pada buserindonesia Wonogiri saat di temui, Grebeg Suro memang saya agendakan menjadi kegiatan setiap tahun untuk memperingati bulan suro dalam bentuk arak-arakan tumpeng dan pentas budaya di gelar di luar lokasi wisata religi.

Hampir ribuan orang berduyun-duyun padati lokasi luar Alas Mbogo menyaksikan arak-arakan tumpeng yang di bawa oleh warga dengan berpakaian adat jawa atau pakaian kejawen ke lokasi lesehan untuk di rituali oleh sesepuh desa tasikhargo sebelum di makan bersama -sama yang hadir di lokasi itu.
Dalam acara itu di hadiri pula oleh Camat, Kecamatan Jatisrono Y. Trisnadi Tulus K.A.M.K.I. S.Sos. MM. ikut memeriahkan dan menanggapi baik moment yang di gelar oleh warga masyarakat Desa Tasikhargo lantaran uri-uri budaya dan kearifan lokal grebeg suro pada sabtu ,(6/7/2024 ) hingga minggu ,(7/7/2024).
Baca juga : Tragedi Kosongnya Pegawai PUSTU Pekan Gedang, Mengakibatkan Seorang Ibu Mau Melahirkan Akhirnya Meninggal
Seorang Ibu Rumah Tangga bernama Eni Warga Desa Muara Cuban Kecamatan Batang Asai meninggal Dunia karena hendak melahirkan tanpa ada penangan Medis.Sabtu tanggal 06/07/2024 sekira…
Melangsir dari penuturan Kepada Desa (Ka Des) Tasikhargo, Suyoto, Grebeg Suro ini merupakan penerus tradisi orang jawa, terutama warga Wonogiri yang masih kental pada budaya jawa melestarikan nilai- nilai adat jawa dari nenek moyang turun temurun.
Alas mbogo memang saya edukasi menjadi sebuah wisata religi , karena Alas Mbogo masih menyimpan sejarah lokal yang sangat kental, maka untuk destinasi objek wisata, saya desain sebuah wisata kuliner di luar area Alas Mbogo yang masih perlu di hormati dan tidak boleh siapapun melakukan hal yang tidak senonok atau melanggar wewaler alas mbogo, jelas Suyoto.
Alas mbogo memang masih terkenal angker dan berwibawa, maka Ka-Des Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono, Suyoto mewanti-wanti dan berpesan kepada siapapun untuk menjaga kearifan Alas Mbogo agar jangan di salah gunakan, karena tempat ini masih memiliki sejarah luhur dan bermartabat, pungkas Suyoto.
Alas mbogo atau klenting mungil di jadikan wisata religi di karenakan lokasi tersebut masih banyak menyimpan sejarah mistis dan masih banyak pengunjung dari luar wilayah Wonogiri bersemedi minta petunjuk sesuai apa yang di inginkanya.
Pewarta : Nandar suyadi

#selamatpagiindonesia, #beritapagi, #beritaterkini, #beritahariini,
#beritahotpagi, #kabarpagi, #kabarhaiini, #kabarindonesia, #beritaindonesia
#kabar terkini, #beritaindonesia, #beritarepublikindonesia