
Jakarta.//www.buserindonesia.id || Kandidat presiden Indonesia yang kalah, Anies Baswedan, menyampaikan gugatannya di pengadilan pada pemilu bulan lalu pada hari Rabu, menuduh adanya campur tangan negara dan mendesak pencalonan kembali serta mendiskualifikasi pemenang pemilu, Prabowo Subianto.
Mantan Gubernur Jakarta ini mengatakan kemenangan gemilang Menteri Pertahanan Prabowo terbantu oleh tekanan dari pemerintahan partisan terhadap pemerintah daerah dan mobilisasi bantuan sosial sebagai “alat transaksional” untuk memastikan hanya ada satu hasil.

Pemilu ini, kata Anies, menunjukkan bahwa negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini berisiko terjerumus kembali ke masa lalu yang otoriter.
“Jika kita tidak melakukan koreksi sekarang, maka ke depan akan menjadi preseden dalam pemungutan suara di semua tingkatan,” ujarnya kepada Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga : Tiga Pekan Gelar Operasi Pekat, Polda Jateng Ungkap 2.189 Kasus dan Tangkap 3.579 Pelaku
“Praktik ini akan dianggap normal, sebuah kebiasaan.”
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menolak tuduhan bahwa mereka ikut campur dalam pemilu.
Prabowo memperoleh hampir 60% suara, dibantu oleh dukungan diam-diam dari mantan saingannya yang sangat populer, Jokowi, yang berjanji untuk melanjutkan agenda modernisasi infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan industri hilir untuk sumber daya mineral negara yang sangat besar.
Anies memperoleh 25% suara dan peringkat ketiga Ganjar Pranowo memperoleh 16%. Ganjar sedianya akan menyampaikan kasusnya ke pengadilan pada Rabu malam.
PANGGILAN UNTUK NETRALITAS
Tantangan terhadap hasil pemilu merupakan hal yang biasa terjadi di Indonesia dan pengadilan diperkirakan akan mengambil keputusannya pada tanggal 22 April.
Tim Anies mengatakan kepada pengadilan bahwa sebagai pihak yang diuntungkan dari praktik tidak adil, Prabowo harus didiskualifikasi dari pemungutan suara. Prabowo menyatakan bahwa ia menang dengan jelas dan adil. Tim kuasa hukumnya, Rabu, mengatakan pemaparan Anies hanya berdasarkan asumsi dan tanpa bukti signifikan.
Secara terpisah, tim Ganjar meminta Mahkamah Konstitusi untuk memerintahkan pemilihan ulang dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal 26 Juni dengan mengecualikan putra Jokowi , Gibran Rakabuming Raka, dengan menuduh bahwa pencantumannya pada menit-menit terakhir untuk jabatan wakil presiden pada kubu Prabowo telah mempengaruhi pemungutan suara secara tidak adil.
Gibran hanya bisa mencalonkan diri karena adanya perubahan aturan kelayakan pemilu secara tiba-tiba, membuka tab baru oleh pengadilan di mana saudara ipar Jokowi menjadi hakim agung. Hakim mendapat teguran dari panel etik, membuka tab baru karena tidak mengundurkan diri dan dengan sengaja mengizinkan “intervensi” eksternal yang tidak ditentukan dalam kasus tersebut.
Tim kuasa hukum Anies juga mendesak hakim memerintahkan Jokowi bersikap netral dalam setiap pemilihan ulang dan tidak mengerahkan aparat negara atau menggunakan anggaran negara untuk membantu salah satu calon.
“Apakah Pemilu 2024 terselenggara secara bebas, jujur, dan adil? tanya Anies ke pengadilan.
“Izinkan kami menjawab: Tidak. Yang terjadi justru sebaliknya.”
Para loyalis Jokowi telah membelanya dan menolak banyak kritik bahwa ia menyalahgunakan posisinya untuk memastikan kemenangan Prabowo sebagai cara untuk melestarikan warisannya setelah satu dekade berkuasa.
Pengamat pemilu Titi Anggraini mengatakan keluhan Anies dan Ganjar tentang peran putra presiden dalam pemilu bisa jadi rumit karena pengadilan yang sama bertanggung jawab untuk mengizinkannya mencalonkan diri.
“Orang-orang yang memimpin kasus mereka adalah pusat permasalahan seputar pemilu 2024,” katanya.
Pewarta : Yudha Purnama

#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser
#beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia
Jangan membuat masalah kalau tidak mau mendapat masalah.
Bismillah absen pagi hari ini Kamis. Ada yang berbuat baik karena ketulusan, banyak yang pura-pura baik demi keperluan. Salam sejahtera sehat sukses selalu dan satu pena untuk rekan-rekan wartawan Yayasan Buser Indonesia Maju terimakasih.