
Tangerang, //www.buserindonesia.id || SMAN 8 Tangerang Selatan (Tangsel), Cirendeu, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, di segel oleh ahli waris dengan spnduk dan plang karena diduga belum bayar pajak. Sekolah yang di kelola oleh Pemerintah Provinsi Banten itu di pasangi spanduk merah berukuran 3 meter × 2 meter di pagar sekolah.
Di spanduknya terdapat tulisan” GEDUNG SEKOLAH INI BELUM PERNAH BAYAR PAJAK”.
Selain itu, di sampingnya juga di pasang plang setinggi 3 meter yang bertuliskan” TANAH MILIK H.MARDJUKI BIN UKRIB GIRIK C 1650 BLOK PERSIL 179. D ll LT 7.750 M2″.

Ahli waris bernama Tubagus Reyvaldi Amedian menjelaskan, penyegelan SMAN 8 Tangsel dilakukan karena pihak sekolah belum membayarkan pajak selama 10 tahun belakangan.
Dia merasa di bebankan lantaran pajak sebelumnya di bayarkan setiap tahun dengan menggunakan uang pribadi ahli waris sebanyak Rp 87 juta.
Baca juga : Mewakili YPLP PGRI lamtim Sekretaris PGRI Bumi Agung Ikuti Rakernas BPLP pusat, YPLP PGRI di Jakarta
Badan Pembina Lembaga Pendidikan (BPLP) PGRI menggelar Rapat Kerja Nasional (rakernas) bersamaan dengan Rakernas yayasan pembina lembaga (YPLP) PGRI Pusat Bidang PAUD , kegiatan berlangsung 9-12 juli…
Suasana sekolah pun tampak juga tampak sepi , tak ada aktivitas yang terlihat di sekolah tersebut. Hal itu karena masih masa libur sekolah.
Hanya ada beberapa pedagang keliling yang terlihat melintas di jalan depan SMAN 8 Kota Tangsel.
Lokasi sekolah berada di tengah pemukiman warga, tepatnya di jalan Raya Cirendeu Nomor 5. Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
Selain itu satpam di sekolah tersebut juga terlihat beberapa kali. Namun, saat di tanya dia enggan berkomentar terkait spanduk dan plang tersebut.
“Lumayan juga kita di bebani pajak pemerintah, hampir 10 tahun kurang lebih. Sekarang 2023, 2024 ini kita harus bayar lagi kan. Pakai uang pribadi lagi berarti kan,” ujar Reyvaldi saat di kompirmasi. Kamis (11/7/2024) malam.
“Terakhir saja tagihan kita tahun ini ada 87 juta kalau enggak salah, melainkan pihak sekolah karena sejak awal mereka menyewa sebagai sarana pendidikan
“Iya itu kan jadi beban kita, sedangkan itu tanah di pakai mereka untuk fasilitas negara maksudnya enggak malu gitu kita yang bayarin,” kata Reyvaldi.
Keduanya belah pihak sempat melakukan mediasi. Namun, hingga saat ini belum ada titik temunya.
Pewarta : Syahrudin

#selamatpagiindonesia, #beritapagi, #beritaterkini, #beritahariini,
#beritahotpagi, #kabarpagi, #kabarhaiini, #kabarindonesia, #beritaindonesia
#kabar terkini, #beritaindonesia, #beritarepublikindonesia