Israel, //www.buserindonesia.id || Warga Israel tercengang dan tidak bisa berkata-kata ketika tiga sandera yang ditahan oleh Hamas dibunuh oleh pasukan Israel di tengah zona perang aktif setelah mereka mengibarkan bendera putih dan berteriak dalam bahasa Ibrani untuk menunjukkan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman.
Bagi sebagian orang, insiden tersebut merupakan contoh mengejutkan betapa buruknya perang, di mana medan perang yang kompleks dan berbahaya tidak aman bagi siapa pun. Namun bagi para kritikus, insiden tersebut menggarisbawahi apa yang mereka katakan sebagai tindakan kekerasan berlebihan yang dilakukan aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina.
Kecuali dalam kasus ini, hal ini memperpendek nyawa tiga warga Israel yang berusaha mati-matian menyelamatkan diri mereka sendiri. “Ini memilukan tetapi tidak mengherankan,” kata Roy Yellin, direktur penjangkauan publik kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem. “Kami telah mendokumentasikan selama bertahun-tahun banyak sekali insiden orang-orang yang jelas-jelas menyerah dan masih tertembak.”
Baca Juga : Kapolda Jateng Pimpin Sertijab Waka Polda, 3 PJU dan 9 Kapolres Jajaran Polda Jateng
Yellin mengatakan pembunuhan itu melanggar etika dasar militer dan hukum internasional yang melarang penembakan terhadap orang yang mencoba menyerah, baik kombatan atau bukan. Namun dia mengatakan hal itu adalah bagian dari tren kekerasan berlebihan yang tidak dihukum dan dalam beberapa pekan terakhir telah menjerat warga Israel sendiri.
Menurut seorang pejabat militer, ketiga sandera, semuanya laki-laki berusia 20-an, muncul dari sebuah gedung dekat dengan posisi tentara Israel di lingkungan Shijaiyah Kota Gaza, tempat pasukan memerangi militan Hamas dalam pertempuran sengit.
Mereka mengibarkan bendera putih dan bertelanjang dada, mungkin mencoba memberi isyarat bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman. Dua orang tewas seketika, dan yang ketiga berlari kembali ke dalam gedung sambil berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani.
Komandan mengeluarkan perintah untuk gencatan senjata, namun ledakan tembakan lainnya menewaskan orang ketiga, kata pejabat tersebut. Panglima Angkatan Darat, Letkol Herzi Halevi, mengatakan para sandera “melakukan segala kemungkinan” untuk memperjelas bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman, namun tentara bertindak “selama pertempuran dan di bawah tekanan.”
Pewarta : Buser Indonesia/AP
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia