
Wonogiri, //buserindonesia.id || Warga Dusun Tunggur ,Desa Watangsono ,Wonogiri , berhasil jadi pengembang payet pakaian reog dan pakaian tari .
Setelah bertahun -tahun ia menggeluti pekerjaan di salah satu industri kerajinan payet pakaian reog di kota Ponorogo , Jawatimur.
Kisah Sutikno dan Rahayu (istri) saat merantau di Ponorogo ,Jawa Timur pada tahun 1996-2009 , Sutikno menuturkan pada buserindonesia wonogiri ,saat di temui di rumahnya 7/10/2023.

Sutikno mengatakan bahwa pada waktu itu ia seorang pedagang mie ayam , sedang istrinya sambil momong anak ia nyambi buruh menyulam payet di salah satu pengrajin payet pakaian reog .
Setelah saya pikir -pikir ,hasil jualan mie ayam yang modalnya hanya pas -pasan ,ibarat cukup buat kebutuhan sehari -hari , pada akhirnya pada tahun 2010 kami memutuskan pulang ke Desa Tunggur ,Kecamatan Jatisrono ,Wonogiri , mengembangkan usaha payet , kata Sutikno.
Rahayu yang sudah bertahun -tahun menggeluti kerajinan sulam payet ,yang kemudian bersikeras mengembangkan ketrampilanya sambil memberi pembelajaran kepada ibu -ibu di desanya ,bahkan ke beberapa desa yang siap di ajari kerajinan payet pakaian reog dan pakaian tari lainya .
Rahayu mulai merintis pembuatan payet pakaian reog dan pakaian tari lainya pada tahun 2010 bersama Sutikno (suami) dengan tekun dan tlaten , tutur Rahayu.
Baca juga : Cerdaskan aset bangsa, Dua Kapal Polisi Disulap Jadi Perpustakaan Terapung
Dengan berjalanya waktu ,Rahayu dan Sutikno berhasil mengembangkan rintisanya demi sedikit ,mereka membuka sebuah toko atribut peralatan pakaian tari reog ,ganongan ,jaranan,dan pakaian sejenisnya di rumah sendiri, Dusun Tunggur rt 002/003 Desa Watangsono ,Kecamatan Jatisrono ,Wonogiri.
Rahayu mengatakan , memiliki hampir ratusan pengrajin payet di wilayah Kabupaten Wonogiri sebagai pekerjanya secara mengambil bahan di bawa pulang ,yang kemudian di kirim ke Rahayu siap jual.
Masalah upah , kata rahayu dengan cara borongan per lembar atau per biji dengan harga borong yang berbeda -beda , menurut motif dan besar kecilnya bahan yang di buat.
Masalah pasaran ,menurut keterangan Rahayu masih mengandalkan pasaran lokal cara ofline dan pesanan -pesanan tengkulak yang akhirnya di jual lagi di wilayah wonogiri dan jogyakarta , itupun masih kualahan , kata rahayu mengingat pejerjaan ini tidak bisa kejar waktu , mengingat pekerjaan manual tangan (bukan mesin) ,imbuh Rahayu.
Perjalanan rintisan usaha Sutikno dan Rahayu saat ini bisa meraup keuntungan Rp 3000.000 -Rp 4000.000 ( tiga juta rupiah sampai empat juta rupiah )tiap bulan selain bayar tenaga borongnya , kata rahayu.
Ada dua lokal toko Sutikno dan Rahayu di rumahnya Dusun Tunggur ,Desa Watangsono ,Kecamatan Jatisrono ,Wonogiri ,saat ini yang berisi bermacam -maca atribut tari reog ,pakaian reog dan pakaian tari lainya.
Pewarta : nandar suyadi

Absen pak pimred