
Brebes // Buserindonesia.id // Program revitalisasi satuan pendidikan yang menjadi prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menunjukkan kemajuan nyata. Dari total target 13.834 sekolah, sudah tercatat 11.179 sekolah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kemendikdasmen, meliputi 1.260 PAUD, 3.903 SD, 3.974 SMP, dan 2.042 SMA.
Revitalisasi sekolah dilaksanakan melalui skema swakelola, sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Ada tiga pembaruan penting yang membedakannya dari program sebelumnya: Pengelolaan langsung oleh Kemendikdasmen, bukan Kementerian Pekerjaan Umum, Dana masuk langsung ke rekening sekolah, dikelola transparan dengan melibatkan masyarakat, dan Pembangunan ditangani Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) bersama tenaga teknis profesional. “Swakelola sudah dikenal lebih dari 20 tahun dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah. Kini sekolah diberi kewenangan penuh untuk merancang, membelanjakan, membangun, dan mempertanggungjawabkan anggaran secara akuntabel. Model ini juga menggerakkan perekonomian warga sekitar.

Kemendikdasmen memastikan kegiatan belajar mengajar tidak terganggu selama proses revitalisasi. Guru tidak dibebani urusan administrasi pembangunan karena tanggung jawab ada pada P2SP.
Dengan capaian ini, pemerintah optimistis revitalisasi sekolah akan selesai sesuai target. Program ini diharapkan melahirkan lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, dan mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional.
Meski aturan dan teknisnya sudah di atur dengan jelas tidak semua sekolah penerima program revitalisasi sekolah ini bisa menjalankan dengan baik dan bener. Kebanyakan sekolah tidak mau di pusingkan dengan keharusan ada tenaga teknik yang yang ijasah dan bersertifikat. Maka dari banyak sekolah menempuh jalur lintas yaitu dengan cara di rekankan ke pihak ketiga.

Seperti halnya yang terjadi yang terjadi di salah satu SMP negeri di wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Tepat di SMP negeri 4 Losari. Yang saat ini lagi melaksanakan kegiatan pembangunan sekolah dengan anggaran dari program revitalisasi sekolah, anggaran APBN tahun 2025 sebesar Rp. 338.000.000,-namun sangat dii sayangkan kegiatan ini di duga di pihak ke tiga kan atau di rekankan.
Dari hasil temuan awak di media di lingkungan sekolah kegiatan revitalisasi sekolah di kerjakan oleh rekanan atas nama bobo. Setelah awak media mengali informasi dari para pekerja yang saat itu itu melaksanakan kegiatan pembangunan. Menjelaskan bahwa pemborongnya bobo. Dari wilayah kedung neng kec. Losari. Namun pekerja nya kebanyakan dari kecamatan Salem. Rekomendasi dari bono.
Selain kegiatan revitalisasi di SMP N 4 Losari. Di duga rekankan, dalam pelaksanaan pembangunan para pekerja juga mengabaikan K3S. Dari pengamat an awak media pada hari sabtu tanggal 11 Oktober 2025.di lokasi kegiatan, hampir semua pekerja tidak mengunakan alat pengaman seperti helm dan sepatu. Selain mengabaikan keselamatan dan pemakaian besi juga banyak mengunakan campuran besi ukuran 10 ml.
Sementara itu di saat awak media meminta keterangan dari pihak sekolah yang merupakan salah satu panitia P2PS. Menjelaskan bahwa kegiatan tersebut di laksanakan swakelola sekolah kalau mas bono itu Cuma penyedia material. Jelas salah satu panitia P2PS kepada awak media.
Pewarta : Bowo / Marlan