Gaza.//www.buserindonesia.id || Pasukan Israel menyelamatkan dua sandera Senin pagi, menyerbu sebuah apartemen yang di jaga ketat di sebuah kota padat di Jalur Gaza ketika serangan udara di lakukan untuk menutupi serangan itu yang menewaskan lebih dari 60 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.
Penyelamatan di Rafah sempat membangkitkan semangat warga Israel yang terguncang oleh penderitaan puluhan sandera yang di sandera oleh Hamas. Negara ini masih belum pulih dari serangan lintas batas yang di lakukan kelompok militan tahun lalu yang memicu perang.
Pemboman semalam membawa kehancuran di Rafah, yang di huni sekitar 1,4 juta orang, sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah mereka di tempat lain di Gaza untuk menghindari pertempuran. Rekaman Associated Press menunjukkan sejumlah besar rumah rata dengan tanah, tenda-tenda compang-camping, dan barisan mayat berlumuran darah di bawa ke rumah sakit terdekat.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina di wilayah tersebut, membuat lebih dari 80% populasi mengungsi dan memicu krisis kemanusiaan besar-besaran.
Baca Juga : Persiapan Polri Amankan Pemilu 2024 Jelang Pencoblosan
Lebih dari 12.300 anak-anak dan remaja Palestina tewas dalam konflik tersebut, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin. Sekitar 8.400 perempuan juga termasuk di antara mereka yang terbunuh. Itu berarti anak-anak dan remaja merupakan 43% dari total kematian, dan tiga perempatnya adalah perempuan dan anak di bawah umur.
Kementerian tersebut, yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil, memberikan rinciannya atas permintaan. Israel mengklaim telah membunuh sekitar 10.000 pejuang Hamas namun belum memberikan bukti. Dalam serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, di perkirakan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas, dan militan menyandera 250 orang, menurut pihak berwenang Israel.
Israel menggambarkan Rafah sebagai benteng terakhir Hamas yang tersisa di wilayah tersebut dan mengisyaratkan bahwa serangan daratnya akan segera menargetkan kota di tepi selatan Jalur Gaza. Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih di sandera Hamas setelah puluhan orang di bebaskan melalui gencatan senjata pada bulan November.
Hamas juga menyimpan sisa-sisa sekitar 30 orang lainnya yang terbunuh pada 7 Oktober atau meninggal di penangkaran.
Pemerintah telah menjadikan pembebasan para sandera sebagai tujuan utama perangnya, selain menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. Namun seiring berlarutnya pertempuran, perpecahan muncul di Israel mengenai cara mendapatkan kembali barang-barang tersebut.
Pewarta : Nadia Buser Indonesia
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia