Israel, //www.buserindonesia.id || Kepala CIA terbang ke Eropa untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Israel dan Qatar pada hari Senin, menyuarakan potensi kesepakatan mengenai gencatan senjata baru dan pembebasan sandera di Gaza ketika Menteri Pertahanan Amerika Serikat berbicara kepada Para pemimpin militer Israel tentang mengurangi operasi tempur besar melawan Hamas.
Meski begitu, belum ada tanda-tanda peralihan perang akan segera terjadi setelah lebih dari dua bulan terjadi pemboman dan pertempuran dahsyat. Pertempuran sengit terjadi di Gaza utara, di mana penduduk mengatakan petugas penyelamat sedang mencari korban tewas dan yang masih hidup di bawah bangunan yang rata dengan serangan Israel.
Tekanan meningkat ketika Perancis, Inggris dan Jerman–beberapa sekutu terdekat Israel–bergabung dalam seruan global untuk gencatan senjata pada akhir pekan. Pengunjuk rasa Israel menuntut pemerintah meluncurkan kembali perundingan dengan Hamas mengenai pembebasan lebih banyak sandera setelah tiga orang secara keliru dibunuh oleh pasukan Israel saat mengibarkan bendera putih.
Baca Juga : Kapolda Jateng Pimpin Sertijab Waka Polda, 3 PJU dan 9 Kapolres Jajaran Polda Jateng
Para pejabat AS telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas banyaknya kematian warga sipil di Gaza. Namun setelah melakukan pembicaraan dengan para pejabat Israel pada hari Senin, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, “Ini adalah operasi Israel. Saya di sini bukan untuk mendiktekan jadwal atau persyaratan.” AS telah memveto seruan gencatan senjata di PBB dan mengirimkan amunisi ke Israel.
Dewan Keamanan PBB hingga Selasa menunda pemungutan suara mengenai resolusi yang disponsori Arab yang menyerukan penghentian permusuhan untuk memungkinkan akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan. Para diplomat mengatakan negosiasi sedang dilakukan untuk membuat AS abstain atau memilih “ya” terhadap resolusi tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Israel akan terus berperang sampai mereka mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, menghancurkan kemampuan militer mereka yang tangguh dan membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza sejak serangan mematikan di wilayah Israel pada 7 Oktober yang memicu perang.
Militan membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik 240 lainnya dalam serangan itu. Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 19.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah utara, menjadikannya seperti pemandangan bulan.
Sekitar 1,9 juta warga Palestina – hampir 85% dari populasi Gaza – telah meninggalkan rumah mereka, dan sebagian besar berkumpul di tempat penampungan dan tenda kamp yang dikelola PBB di bagian selatan wilayah yang terkepung.
Pewarta : Buser Indonesia/AP
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia