Israel, //www.buserindonesia.id || Gencatan senjata antara Israel dan Hamas memasuki hari kelima pada hari Selasa, dengan kelompok militan tersebut berjanji untuk melepaskan lebih banyak sandera sipil untuk menunda dimulainya kembali perang dan Israel berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk menyelamatkan warga sipil Palestina ketika pertempuran berlanjut.
Kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata mereka hingga Rabu, dengan dua rencana pertukaran sandera yang ditahan militan dengan warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel. Namun Israel telah berulang kali berjanji untuk melanjutkan perang dengan “kekuatan penuh” untuk menghancurkan Hamas setelah jelas bahwa tidak ada lagi sandera yang akan dibebaskan berdasarkan ketentuan perjanjian saat ini.
Baca Juga : Kompolnas: Kampanye Hari Pertama Berjalan Kondusif
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi wilayah tersebut akhir pekan ini untuk ketiga kalinya sejak dimulainya perang, dan diperkirakan akan mendesak perpanjangan gencatan senjata dan pembebasan lebih banyak sandera.
Departemen Luar Negeri mengatakan dia juga akan membahas upaya untuk “melindungi kehidupan warga sipil selama operasi Israel di Gaza” dan mempercepat pengiriman bantuan ke jalur pantai yang miskin tersebut. Sekutu utama Israel telah menjanjikan dukungan yang teguh terhadap serangannya di Gaza, namun Blinken juga mengatakan “terlalu banyak” warga Palestina yang terbunuh.
Hamas dan militan lainnya masih menahan sekitar 160 orang, dari 240 orang yang ditangkap dalam serangan mereka pada 7 Oktober ke Israel selatan yang memicu perang. Jumlah tersebut cukup untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua minggu lagi berdasarkan kerangka kerja yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS, namun Hamas diperkirakan akan mengajukan tuntutan yang jauh lebih tinggi untuk pembebasan tentara yang ditawan.
Apa pun yang terjadi, Israel mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan perang, yang merupakan kekerasan paling mematikan antara Israel dan Palestina dalam beberapa dekade terakhir.
Mereka menyalahkan Hamas atas tingginya jumlah korban jiwa, dan menuduh militan tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup saat beroperasi di daerah pemukiman padat.
Israel telah berjanji untuk mengakhiri 16 tahun kekuasaan Hamas di Gaza dan menghancurkan kemampuan militernya. Hal ini hampir pasti memerlukan perluasan serangan darat dari Gaza utara di mana seluruh wilayah pemukiman telah hancur menjadi puing-puing ke selatan, di mana ratusan ribu pengungsi memadati tempat penampungan PBB yang penuh sesak.
Pewarta : Buser Indonesia/AP
#selamatpagiindonesia #selamatpagibuserindonesia #buserindonesia.id #buserindonesia #infoterkinibuser #beritabuser #infobuser #infoterkinibuserindonesia #beritaindonesia