Mukomuko // BuserIndonesia.id // pekerjaan proyek siring irigasi tersier milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu yang berlangsung di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang. Kabupaten Mukomuko, Setidaknya ada dua pekerjaan proyek yang dikeluhkan petani Senin, 13/10/2025.
yaitu bangunan siring tersier di BLP 2 M Desa Arah Tiga. Selanjutnya pekerjaan bangunan siring tersier BLP 1 B Kiri di Desa Ranah Karya. Petani menduga proyek itu dikerjakan secara asal-asalan.
Baik asal-asalan dari segi material, pekerjaan tidak sesuai gambar serta tidak sesuai spesifikasi. Selain itu di dua lokasi bangunan, tidak terpasang papan informasi proyek. Sehingga petani juga tidak tahu terkait informasi apapun soal proyek tersebut.

Menindaklanjuti hal itu, wartawan Radar Mukomuko turun langsung ke lokasi. Senin 13 Oktober 2025. Tiba di lokasi proyek BLP 2 M kondisinya sepi, tidak bertemu siapapun, baik para pekerja maupun pengawas.
Sedangkan di lokasi proyek BLP 1 B Kiri hanya bertemu pekerja. Dua lokasi proyek memang tidak terpasang papan informasi apapun.
Heriyadi, petani Desa Ranah Karya, mengatakan, proyek BWS di persawahan desanya telah berjalan hampir satu bulan. Tapi sampai sekarang mereka tidak tahu informasi apapun soal proyek tersebut. Pasalnya di area sekitar proyek tidak dipasang papan informasi, seperti proyek pada umumnya.
Selain itu mereka para petani juga mengeluhkan soal pekerjaan yang nampak seperti asal-asalan. Dimana bangunan siring tersier di BLP 1 B Kiri Ranah Karya seperti ular. Petani berani mengatakan seperti itu, karena memang miring-miring.
“Kami petani tidak tahu apapun soal proyek ini karena tak dipasang papan informasi. Selain itu yang kita juga keluhkan terkait kondisi bangunan irigasi seperti ular,”katanya pada wartawan Radar Mukomuko.
Keluhan hampir senada juga di sampaikan petani Desa Arah Tiga, Syamsu Anuar. Ia menduga pekerjaan proyek di BLP 2 M Desa Arah Tiga sangat asal-asalan. Seperti material cor lantai siring terlalu banyak pasir dan semen hanya sedikit,
serta ada campuran tanah. Sehingga kualitas bangunan tidak maksimal, bahkan hasil cor lantai rusak ketika diremas oleh tangan. Selain itu pada bagian lantai siring, pekerja tidak menggunakan batu split dan hanya memanfaatkan pecahan material lama. Tentu dengan kejanggalan-kejanggalan petani menduga banyak penyimpangan dalam proses pengerjaan
“Keluhan ini sudah tiga kali kita sampaikan ke para pekerja dan pengawas proyek, tapi kayaknya tidak ada tanggapan. Maka kami sampaikan ke media agar terbuka, karena kita butuh bangunan berkualitas agar bermanfaat untuk sawah petani,”ucapnya.
Ketua Unit Pengelola Irigasi (UPI) Manjuto, Sumarlin, ST, ketika dikonfirmasi mengatakan, dua proyek tersebut memang milik BWS Sumatera VII Bengkulu. Proyek itu dikerjakan oleh tim pelaksana swakelola. Kemudian terkait keluhan para petani, juga telah disampaikan ke pihaknya. Menindaklanjuti persoalan itu,
pihaknya telah turun meninjau proyek. Untuk proyek di BLP 1 B, telah diingatkan kepada tim pelaksana untuk memperbaiki bangunan agar sesuai dengan rancangan. Bangunan itu masih bisa diperbaiki karena masih dalam proses pengerjaan.
“Kita sudah turun ke lokasi dan menyampaikan kepada para pelaksana agar memperbaiki apa yang dikeluhkan petani. Terlebih bangunan ini juga masih dalam tahap pengerjaan dan bisa diperbaiki,”kata Sumarlin.
Kemudian terkait proyek siring di BLP 2 M Desa Arah Tiga, telah diakui oleh BWS memang terjadi kesalahan dalam teknis pengerjaan. Kesalahan itu sangat fatal, yakni pada elevasi bangunan yang ketinggian. Sehingga bangunan yang sudah ada akan dibongkar dan dibangun ulang
. Ia juga telah menyampiakan ke para petani perihal bangunan di BLP 2 M. Selanjutnya terkait papan informasi yang tidak terpasang menurutnya juga menyalahi aturan. Karena proyek apapun harus ada papan informasi proyek.
“Kalau proyek di BLP 2 M memang terjadi kesalahan elevasi dan akan dibongkar untuk dikerjakan ulang oleh pihak BWS. Namun perlu diingat kita dari UPI juga tidak memiliki wewenang apapun, tapi juga sebagai pemakai irigasi nantinya,”pungkas Sumarlin.
Pewarta: Buser Indonesia (Tiem).
