Jakarta, //www.buserindonesia.id || Mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Indonesia (UI), dr. Rahmat Cahyanur, SpPD, K-HOM, dinyatakan lulus pada sidang promosi terbuka berkat penelitian terkait peran ekspresi gen dalam penyebaran kanker nasofaring ke tulang.
Penelitian ini dilakukannya karena di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, kanker nasofaring menjadi jenis kanker kepala dan leher yang paling banyak ditemukan, dengan angka kejadian mencapai 28,4 persen kasus. Tingkat kematian akibat kanker ini di Indonesia adalah yang tertinggi kedua di Asia setelah Tiongkok.
Kanker nasofaring merupakan kanker yang tumbuh di bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung, yakni pada lapisan jaringan mukosa di wilayah nasofaring. Sel-sel kanker ini menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui proses metastasis yang merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian akibat kanker.
Untuk itu, profil metastasis tulang primer pada kanker nasofaring perlu diketahui berdasarkan demografi, lokasi metastasis, serta gambaran radiologis. Selain itu, perlu diketahui pula perbedaan ekspresi gen pada kanker nasofaring dengan metastasis tulang, tanpa metastasis tulang, serta dengan metastasis organ lain.
Dalam penelitian ini, dr. Rahmat melibatkan 95 subjek penelitian yang terdiri atas 64 pasien dengan metastasis dan 31 pasien tanpa metastasis, dengan mayoritas subjek adalah laki-laki.
Baca juga : Babinsa Koramil 1204-20/Jangkang Bersama Kerja bhakti Bersama Masyarakat, Untuk Pemasangan Gorong-
Babinsa Koramil 1204-20/Jangkang Sertu Rustam Melaksanan kegiatan kerja Bakti dan perbaikan gorong-gorong jalan bersama Forkompimcam dan masyarakat Desa Balai sebut , kegiatan dilaksanakan di RT/RW…
Dari seluruh pasien dengan metastasis, 73,4 persen mengalami penyebaran sel kanker ke tulang, terutama tulang punggung (70,2 persen), tulang iga dan/atau dada (57,4 persen), serta tulang panggul (27,7 persen).
Dokter Rahmat juga menggunakan teknologi NanoString untuk mengukur perbedaan ekspresi gen dari Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) yang diekstraksi dari blok parafin.
Ekspresi gen adalah proses penggunaan informasi genetik yang tersimpan di dalam gen untuk mensintesis senyawa-senyawa produk gen. Senyawa-senyawa ini umumnya adalah protein, namun ada juga berupa senyawa-senyawa RNA fungsional yang bukan merupakan kode untuk protein.
Dari analisis yang dilakukan ditemukan bahwa ekspresi gen C-X-C Chemokine Receptor Type 4 (CXCR4) meningkat pada semua subjek, diikuti Interleukin 8/IL-8 (93,68 persen), Steroid Receptor Coactivator/SRC (92,63 persen), Secreted Phosphoprotein 1/OPN (72,10 persen), Receptor Activator of Nuclear Factor (NF)-κB/RANK (62,10 persen), dan Bone Morphogenetic Protein 2/BMP2 (58,95 persen).
Gen Parathyroid Hormone Like Hormone (PTHLH) dan Receptor Activator of Nuclear Factor (NF)-B Ligand (RANKL) menunjukkan peningkatan masing-masing pada 17,95 persen dan 4,21 persen subjek. Dibandingkan dengan kelompok tanpa metastasis, pada kelompok dengan metastasis tulang, gen IL-8 menurun, sedangkan gen CXCR4 meningkat lebih tinggi.
Selain ekspresi gen, penelitian ini juga menemukan jalur komunikasi antar sel, seperti Wingless/Integrated (WNT) dan G Protein-Coupled Receptor (GPCR), yang berperan penting pada kelompok dengan metastasis tulang.
“Pemahaman jalur ini memungkinkan klinisi untuk melakukan identifikasi dan memberikan terapi target terhadap jalur yang bekerja pada pasien. Sementara, kandidat gen yang berhubungan dengan kejadian metastasis tulang primer digunakan sebagai petanda dalam mengelola kasus kanker nasofaring stadium lanjut,” ujar dr. Rahmat yang juga merupakan staf pengajar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Pewarta : Yudha Purnama